Rabu, 11 Agustus 2010

O B L I G A S I

Bonds Valuation Calender Convention
Dalam menghitung bunga (interest) yang akan diterima, perlu diketahui terlebih dulu penggunaan dasar-dasar hari (calendar conventions) dalam pasar obligasi. Calendar Conventions yang biasa dipakai, adalah :
1. Actual / Actual = Act / Act
2. Actual / 360 = Act / 360
3. Actual / 365 = Act / 365
4. 30 /360 = 30 / 360
Untuk pasar obligasi Indonesia berlaku ketentuan seperti :

Obligasi Korporasi, umumnya digunakan ketentuan 1 bulan = 30 hari, dan 1 tahun = 360 hari ;
Obligasi Negara, digunakan ketentuan actual days untuk menghitung hari berjalan dan total hari 1 kupon
Commercial Paper, digunakan ketentuan actual days dan 1 tahun = 360 hari ; dll.

Bonds Valuation Harga dan Accrued Interest
Price (harga) obligasi dinyatakan dalam persentase nilai nominal.
Jika 100%, dikenal dengan Par Value.
< 100%, dikenal dengan at discount. > 100%, dikenal dengan at premium.
Agar diperoleh interest yang menjadi hak penjual, digunakan penghitungan Accrued Interest. Dimulai dari pembayaran bunga terakhir sampai tanggal settlement.
Accrued Interest sangat tergantung pada perhitungan dasar hari (calendar conventions) obligasi. (Indonesia : 30/360 dan act/act).

Accrued Interest (AI) = nilai nominal  % kupon  waktu
 
Dimana,
Waktu = Jumlah hari dari pembayaran bunga terakhir s/d settlement date
Jumlah hari dalam setahun
Contoh :
Obligasi Bank BTN IX tahun 2003, memiliki tingkat bunga 12,50% p.a.dengan pembayaran kupon 6 bulan sekali dengan pembayaran kupon terakhir adalah 28 Januari 2005, dan jika settlement date-nya 19 Juli 2005,berapakah accrued interest yang terhutang untuk nilai nominal Rp 1 Milyar ?
Nilai nominal = Rp 1 Milyar
Kupon = 12,50%
Total hari = Januari(2) + Februari(30) + Maret(30) + April(30) + Mei(30) + Juni(30)+Juli (19)
= 171 hari.

Harga obligasi adalah present value dari expected cash flow semua kupon dan nominal (pokok).
Jika obligasi dengan kupon C, redemption R, dan dengan n-kali pembayaran kupon, dengan discount rate (required rate) saat ini i, dan kemudian setiap kupon diinvestasikan dengan tingkat bunga r.

Contoh Bond Pricing :
Obligasi HM Sampoerna I/2000 dengan nominal Rp 1 milyar berjangka waktu 5 tahun, dengan kupon 17,50% dibayarkan setiap 6 bulan, dan redemption value = 100%. Misalkan suku bunga 5 tahun adalah 17%/tahun, berapakah harga obligasi tersebut ?

C = (17,50% / 2) x Rp 1.000.000.000,00
= Rp 87.500.000,00
n = jumlah pembayaran = 5 tahun x 2 = 10
I = discount rate = 17% / 2 = 8,5% = 0,085

Yield to Maturity
Return dari memegang instrumen hingga jatuh tempo dalam bentuk persentase. Return ini sudah memasukkan unsur premium/diskon dari harga serta tingkat investasi kembali dari kupon.

Price = Harga pasar obligasi
C = Besar kupon
R = Besar nilai redemption
t = Periode pembayaran kupon sampai jatuh tempo
Asumsi yang digunakan pada perhitungan yield to maturity ini adalah besar tingkat reinvestasi atas bunga obligasi yang diterima adalah sebesar yield to maturity itu sendiri.

Karena rumitnya perhitungan ytm dengan perhitungan di atas, maka untuk mencari nilai ytm dapat pula dipergunakan formula ytm approximation, atau pendekatan nilai ytm. Formula tersebut adalah :


YTM approximation =

C = kupon
n = periode waktu yang tersisa (tahun)
R = redemption value
P = harga pembelian (purchase value)

Pasar Obligasi Faktor-faktor yang mempengaruhi harga obligasi
Dari rumusan di atas, dapat diketahui, bahwa tingginya harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga.
Selain itu faktor lain yang mempengaruhi harga obligasi adalah
Kondisi Makroekonomi Indonesia
Kondisi Industri dari Emiten
Kinerja Emiten (kemampuan memenuhi kewajiban hutang)
Struktur Instrumen
Likuiditas Pasar

Measuring Risk Kredit
Indikator utama dari resiko ini adalah Peringkat (Rating) dari obligasi yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat. Semakin tinggi peringkat suatu obligasi maka semakin kecil kemungkinannya obligasi tersebut di masa mendatang gagal memenuhi kewajibannya.
Untuk Indonesia lemabgaa pemeringkat domestik yang telah mendapatkan izin dari Bapepam-LK adalah Pefindo, Fitch Indonesia, dan Moody’s Indonesia . Peringkat obligasi yang dianggap sebagai investment grade adalah peringkat dari AAA hingga BBB untuk Pefindo dan Fitch serta Aaa hingga Baa untuk Moody’s.
Definisi Rating

RATING adalah suatu opini yang objektif untuk menilai kemampuan & kemauan suatu emiten dalam memenuhi kewajiban finansialnya secara tepat waktu
RATING bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual atau menahan suatu obligasi
RATING memberikan indikasi mengenai kemungkinan investor memperoleh kembali investasinya sesuai dengan yang dijanjikan, namun tidak memberikan prediksi yang spesifik atas probabilitas terjadinya default

Untuk mengurangi resiko kredit dipergunakan perangkat sebagai berikut :
Jaminan
- Fixed Asset, Aset perusahaan yang berbentuk tanah,
pabrik, bangunan, dll.
- Receivables, pendapatan piutang perusahaan yang
akan diperoleh di masa datang.
Sinking Fund
- Conditional Sinking Fund, sinking fund yang muncul
akan tidak terpenuhinya syarat-syarat yang disetujui
saat obligasi terbit.
- Mandatory Sinking Fund, pembayaran lebih awal
atas pokok hutang obligasi.
Financial Covenant
- DER(Debt to Equity Ratio), perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah saham suatu perusahaan. Semakin besar DER, semakin besar resiko kredit suatu perusahaan.
- CR(Current Ratio), perbandingan antara Aset Lancar dengan Kewajiban Lancar suatu perusahaan. Semakin besar CR, semakin kecil resiko kreditnya.
- Interest Coverage, kemampuan suatu perusahaan dalam membayar bunga pinjaman hutang yang dimilikinya. Semakin besar Interest Coverage suatu perusahaan, maka semakin kecil resiko kredit perusahaan tersebut.

Measuring Risk Suku Bunga
DURATION
Duration merupakan salah satu fungsi yang dapat digunakan untuk menganalisis volatilitas harga dari obligasi.
Fungsi duration adalah menunjukkan aproksimasi tingkat perubahan harga dari obligasi terhadap perubahan tingkat suku bunga/yield.
Modified Duration merupakan ukuran persentase perubahan harga obligasi akibat perubahan yield sebesar 1%.

Jika suatu obligasi mempunyai modified duration sebesar p, maka harga obligasi tersebut akan berubah sebesar p% untuk setiap perubahan yield sebesar 1%.

Hubungan nilai duration dengan kupon bunga dan lama jatuh tempo obligasi :
Kupon bunga makin tinggi, duration semakin kecil
Yield makin tinggi, duration semakin kecil
Jatuh tempo makin panjang, duration semakin besar

Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan duration adalah, kemampuan fungsi ini terbatas hanya pada perubahan yield yang cukup kecil. Sehingga jika digunakan untuk perubahan yield yang cukup jauh, perhitungan duration tidak lagi akurat.
Penggunaan Duration

Secara sederhana dapat dilihat sebagai jatuh tempo efektif dari suatu obligasi
Menjadi alat ukur sensitifitas perubahan harga obligasi akibat pergerakan suku bunga
Alat ukur volatilitas harga obligasi
Alat ukur resiko suku bunga
Berguna sebagai bagian manajemen resiko
Alat untuk melakukan proses matching antara asset dan liabilities
Alat untuk melakukan hedging atas sensitivitas investasi terhadap pergerakan suku bunga

Measuring Risk Likuiditas
Liquidity risk, biasanya diukur dengan melihat spread bid dan offer harga. Namun karena sifat transaksinya over the counter, informasi ini menjadi agak sulit diperoleh.
Dicari variabel lain seperti : total volume transaksi, frekuensi transaksi dan kontinuitas transaksi selama tiga bulan terakhir. Dari ketiga variabel tersebut dibuat indeks.

Manajemen Portfolio Obligasi Manajemen Aktif
Berpotensi memberikan return yang lebih tinggi, sekaligus merepresentasikan resiko yang lebih tinggi.
Bertumpu pada Ekspektasi perubahan tingkat bunga, dan tingkat spread antar jenis obligasi.
Memantau perubahan bentuk yield curve.
Melakukan forecast tingkat bunga di masa depan.
Salah satu penerapan manajemen aktif secara kuantitatif adalah Return Simulation, yang berusaha menganalisis perilaku obligasi dan portofolio obligasi dengan menggunakan berbagai proyeksi skenario tingkat bunga yang berbeda-beda.

Manajemen Portfolio Obligasi Manajemen Pasif
Berpotensi memberikan return yang paling rendah, sekaligus merepresentasikan resiko yang paling rendah.
Tidak bertumpu pada ekspektasi perubahan tingkat bunga.
Adanya opportunity cost, peluang keuntungan yang tidak termanfaatkan.
Salah satu penerapan manajemen pasif secara kuantitatif adalah Indexing system, menciptakan portofolio yang performansinya akan mengikuti suatu indeks obligasi (bond index). Karena performansi portofolio sangat terkait dengan perilaku indeks obligasi, maka pada awal penyusunan portofolio, langkah terpenting yang harus dilakukan adalah pemilihan indeks obligasi yang digunakan sebagai benchmark.

Manajemen Portfolio Obligasi Imunisasi
Berasal dari terminologi immune, sifat dari jenis manajemen portofolio immunization ini diharapkan kebal terhadap perubahan tingkat suku bunga yang terjadi di pasar.
Pada prinsipnya sistem immunization mengunci tingkat return selama horizon investasi tertentu.
Tiga syarat utama dapat dilaksanakannya strategi Immunization :
Rata-rata duration antara asset dan liabilities harus sama besarnya.
Nilai pasar dari asset harus lebih besar atau sama dengan nilai present value dari semua liabilities.
Dispersion dari asset harus lebih besar atau sama dengan nilai dispersion dari liabilities.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar